Sekarang saya akan kembali
me-review buku mas Yuswohady yang berjudul “Beat The Giant”. Sebelumnya, saya
telah me-review subbab mengenai Smart Flanker dan Local Challenger. Sekarang
saya akan me-review National Champion.
National Champion adalah merek-merek
local yang memiliki kapasitas global best practice dan juga memiliki keunggulan
lewat kearifan lokalnya. Pemain National Champion pada umumnya merupakan pemain
besar yang memiliki pasar dominan di industrinya. Pemain National Champion
adalah perusahaan-perusahaan yang dinilai aan cukup mampu untuk bersaing
langsung dengan pemain asing.
Ada dua strategic route yang dapat
diambil oleh pemain National Champion, yaitu sebagai berikut:
1.
Dominate Domestic Market Through Local
Differentiation
·
Experience Through Heritage
Kekayaan warisan budaya dapat dijadika
sebagai diferensiasi bagi perusahaan untuk megkokohkan posisinya di pasar.
Contohnya adalah bagaimana Garuda Indonesia dengan Garuda Indonesia
Experience-nya dalam menghadapi serbuan low-cost flight carrier. Hal ini
menjadi dilemma bagi Garuda apakah akan megubah inti bisnis menjadi low-cost
carrier ataukah tetap bertahan. Garuda memilih untuk bertahan tetapi dengan
melakukan sejumlah perubahan. Dengan menggunakan warisan budaya Indonesia,
Garuda Indonesia Experience didasarkan pada 5 panca-indera (sight, sound,
scent, taste, touch) untuk memikat hati customernya. Kabin pesawat mulai diubah
mdengan nuansa Indonesia, kursi mulai menggunakan corak batik, partisinya
dibuat seperti anyaman bamboo dan lain-lain. Di kabin pesawat para penumpang
Garuda pun dapat menikmati berbagai hiburan dengan nuansa Indonesia seperti
music tradisional, film, hingga video game.
·
Leverage Early-Entrant Advantages
Pemain National Champion pada umumnya juga
bias membangun local differentiation melalui pengalaman yang telah
dibangun selama berpuluhpulh tahun.
Contohnya adalah Prodia degan pengalamanya dalam industry laboratorium selama
40 tahun. Cara Prodia dalam menghadapi serangan-serangan perusahaan
laboratorium asing adalah dengan cara menutup pintu rapat-rapat. Dengan
pengetahuan bahwa industry laboratorium akan berkembang pesat di Indonesia,
Prodia memulai pergerakannya dengan membuka banyak cabang di daerah-daerah yang
belum memiliki lab. Sehingga ketika lab-lab asing bermunculan di Indonesia,
Prodia telah lebih dulu menancapkan kukunya di berbagai daerah. Selain itu,
Prodia juga terus melakukan inovasi dan setiap tahunnya dapat menghasilkan 10
jenis tes baru.
·
Deep Local Knowledge
Pemain National Champion juga dapat
mendominasi pasar karena memiliki pemahaman mendalam terhadap karakteristik
pasar Indonesia. PT Sewu Segar Nusantara (SSN) melakukan hal ini di bidang
logistic perishable goods dengan sangat baik. Pemahaman SSN terhadap kondisi
pasar local tercermin dari pola yang mereka terapkan kepada para petani dalam
menanam buah. SSN menciptakan klasterisasi buah yang disesuaikan dengan iklim
dan kondisi tempat petani berada. System klasterisasi berbasis iklim dan lokasi
ini dilakukan agar tercapai proses logistic dan supply chain management paling
efektif dan efisien dari sisi kecepatan waktu pengiriman, kualitas buah, dan
tentu biaya yang serendah mungkin.
·
Communitize Your Customers
Membangun komunitas yang solid degan
konsumen juga dapat menjadi cara untuk memenangkan persaingan. Hal ini telah
dibuktikan oleh Femina yang berhasil membuat ikatan emosional dengan para
pembacanya melalui komunitas. Untuk mewujudkanya, Femina melakukan identifikasi
kesamaan minat dan keinginan pembacanya dan Femina bertindak sebagai community
facilitator. Agar komunitas dapat berjalan dengan baik, Femina melakukan berapa
aktivasi seperti seminar, workshop, festival kewirausahaan dan lain-lain.
·
Mass Collaboration
Upaya mendominasi pasar local juga dapat
dilakukan dengan kolaborasi secara masal dengan pihak lain sehingga timbul
sumber daya yang meraksasa. Hal ini seperti yang telah dilakukan oleh JNE.
Menyadari bahwa perusahaan logistic asing yang memiliki sumber daya besar dapat
mengalahkan JNE dengan mudah, maka cara pintar JNE untuk mengambil alih pasar
local adalah dengan membentuk kemitraan dengan cara membentuk titik distribusi
massif yang dinamakan Cash Counter JNE. Inisiatif JNE tersebut ternyata
disambut baik oleh para mitra di seluruh penjuru tanah air sehingga JNE hingga
sekarang dapat membuka 200 titik distribusi yang tersebar di seluruh Indonesia.
2.
Leverage Transferrable Assets
Leverage Transferrable Assets adalah
kemampuan dan pengalaman di berbagai hal yang dapat dipindahkan dari pasar
domestic ke pasar regional/global. Contohnya adalah kemampuan Semen Indonesia
dalam mengoperasikan dam mengelola semen. Hal tersebut ketika dapat dilakukan
di Vietnam maka hal tersebut merupakan transferrable assets. Hal sebaliknya
terdapat di Pegadaian dimana keunikan pegadaian adalah system gadai yang cocok
dengan budaya Indonesia. Akan tetapi ketika system gadai tersebut dipakai di
Singapura, maka hal tersebut tidak akan cocok dengan budaya di Singapura karena
kondisi ekonomi dan social yang berbeda dengan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar