Sudah lebih dari 2 minggu harga BBM bersubsidi naik. Premium yang semula
Rp4500 menjadi Rp6500 dan solar yang semula Rp4500 menjadi Rp5500. Banyak pro
dan kontra terkait dengan kenaikan harga BBM ini tetapi harga sudah terlanjur
naik dan kita harus menerimanya. Saya secara pribadi termasuk orang yang setuju
dengan kenaikan harga BBM. Berikut akan saya paparkan alasan-alasan mengapa
saya memihak kenaikan BBM
1.
Ketidak-adilan distribusi subsidi
Ketika saya menonton sidang paripurna
DPR tentang kenaikan harga BBM, anyak sekali para wakil rakyat yang meneriakkan
“pemerintah tidak peduli dengan rakyat kecil”. Well, hal ini sedikit membingungkan saya. Berdasarkan pandangan
saya, tidak dinaikkannya harga BBM-ah yang sebenarnya tidak pro terhadap
rakyat. BBM bersubsidi lebih banyak dipakai oleh kalangan rakyat kelas menengah
atas. Terdapat berjuta-juta masyarakat kalangan menengah atas yang memiliki
kendaraan pribadi, memakai kendaraan pribadi, dan menggunakan BBM bersubsidi.
Kalangan bawah yang tidak memiliki kendaraan pribadi tentu tidak akan bisa
menikmati subsidi tersebut melainkan masyarakat menengah atas lah yang
merasakan nikmatnya subsidi.
2.
Melatih para pengusaha agar lebih tough
Masih ingatkah ingatan teman-tema
ketika Pertamina merengek-merengek meminta pemerintah untuk meregulasi ulang
investasi yang dilakukan perusahaan minyak asing di Indonesia karena Pertamina
mengalami kesulitan dalam investasi di Malaysia? Tindakan tersebut
menggambarkan bahwa betapa manjanya masyarakat kita ini. Subsidi BBM mengajarkan
kita aga tetap terus menjadi orang manja yang terus berlindung di bawah asuhan
pemerintah. Pengusaha harus lebih tough
dan kreatif dalam menghadapi perubahan-perubahan dalam bisnis. Well, saya memiliki bisnis yang memiliki
hubungan langsung dengan BBM bersubsidi sehingga saya dapat megatakan hal
tersebut. Dengan tidak adanya subsidi, pengusaha diharuskan memutar otak agar
menjadi lebih kreatif dan inovatif sehingga biaya produksi menjadi lebih
rendah. Diharapkan dengan perubahan-perubahan bisnis yang terjadi seperti ini,
pengusaha-pengusaha Indonesia bias menjadi lebih tough dan kreatif sehingga dapat menghadapi serangan-serangan
pengusaha asing.
Tentu saya tidak
sepenuhnya setuju dengan kenaikan harga BBM karena kenaikan harga BBM berarti
pemerintah harus mengalihkan dana subsidi tersebut ke dalam bentuk lain.
Menurut saya, dana subsidi tersebut dapat dialihkan untuk pembangunan
infrastruktur khususnya angkuta transportasi masal. Dana subsidi tersbut dapat membantu
DAMRI untuk membeli lebih banyak bus sehingga akan lebih banyak bus yang
tersedia bagi masyarakat. Dana subsidi juga dapat dialihkan untuk membantu
pembuatan monorail. Masyarakat juga tidak akan pusing apabila pemerintah
memberikan solusi alternative dengan naiknya harga BBM.
Semua itu hanya pendapat
saya, pro dan kontra akan selalu terjadi di setiap pengambilan keputusan. Hanya
saja, itu terhantung dari sisi mana kita melihat keputusan tersebut. Saya
pribadi lebih memilih untuk melihat dari sisi positif.