Selasa, 25 Juni 2013

Beat The Giant III - Local Challenger

Beat The Giant – Local Challenger
Sekarang saya akan me-review model kedua dari buku Mas Yuswohady “Beat The Giant” yaitu Local Challenger. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa perusahaan local challenger adalah perusahaan yang menggunakan kearifan local sebagai salah satu kekuatannya tetapi masih memiliki kekurangan dalam sumber daya.
Salah satu kekuatan para local challenger terletak pada local uniqueness. Keunggulan tersebut dibagi menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut:
1.       Local Market Understanding yaitu pengetahuan terhadap situasi, kondisi, dan karakteristik (struktur industry, regulasi, peta persaingan, dan lain-lain) di pasar local.
2.       Local customer knowledge yaitu pemahaman terhadap kondisi sosiokultural, nilai-nilai dan perilaku konsumen local.
3.       Local culture-local wisdom yaitu penggunaan cara-cara pengelolaan sumber daya yang berbasis pada budaya dan kearifan local .
4.       Local relationship yaitukemampuan membangun hubungan kedekatan yang unik  dengan konsumen atau partner local yang menjadi sumber daya saing ampuh dalam menghadapi merek global.
Walaupun local uniqueness tersebut dapat dijadikan suatu keunggulan, akan tetapi hal tersebut juga menjadi suatu kelemahan bagi perusahaan local challenger. Contohnya, perusahaan local challenger dapat menggunakan kearifan local tersebut untuk menarik konsumen di Indonesia, akan tetapi apabila hal tersebut dilakukan untuk menarik konsumen di luar negeri maka kearifan local tersebut tidak dapat dapat diterima begitu saja oleh masyarakat setempat karena memang budaya mereka berbeda. Butuh edukasi lebih agar mereka mau menerima produk local challenger dengan kearifan lokalnya. Selain itu, focus pada kearifan local tentu tidak sustainable. Perlu kita ketahui bahwa perusahaan global yang usdah lama beroperasi di Indonesia akan memahami perilaku konsumen di Indonesia beserta budayanya. Kita dapat mengambil contoh bagaimana Unilever yang memiliki posisi dominan di produk seperti pasta gigi, sampo, sabun dan lain-lain.
Untuk itu, bagi pemain local challenger terdapat dua strategic route yaitu sebagai beikut:
1.       Focus on your local uniqueness
a.       Be a local authoritative
Kita sebagi peman local memiliki hak-hak yang tidak dapat dimiliki oleh pemain asing. Maka dariitu sangat penting bagi pemain local untuk memosisikan diri sebagai merek yang paling menguasai karifan local. Hal tersebut data kita lihat dalam diri MTGdimana MTG (Martha Tilaar Group) memosisikan dirinya sebagi perusahaan yang sangat mengetahui kearifan local dan menggunakannya sebagai keunggulan bersaing mereka.
b.      Build emotional connection with local customer
Salah satu cara untuk membentuk emotional connection dengan local customer adalah dengan menyentuh emosi mereka dengan rasa nasionalismedan kecintaan akan budaya-budaya lokal.  Hal ini seperti yang dilakukan oleh Sido Muncul lewat produk andalannya yaitu Tolak Angin. Dalam beberapa iklan, Tolak Angin menggunakan beberapa warisan budaya Indonesia yang mengobarkan rasa nasionalisme kita karena pada saat waktu itu beberapa warisan budaya ndonesa berusaha diklaim oleh Malaysia.
c.       Be an icon
Maksudari be an icon adalah ketika sebuag merek dapat memberik solusi terhadap masalah-masalah social yang dihadapi oleh masyarakat. Pegadaian muncul dengan slogan mengatasi masalah tanpa masalah dan telah membantu memecahkan masalah masyarakat Indonesia dengan sisem gadainya.
d.      Authentic value through local wisdom
Untuk membangun local advantage,perusahaan local juga dapat memberikan konsep layanan yang bersumber dari kearifan local seperti nilai-nilai budaya Indonesia. Dwi Sapta IMC (sebuah agensi komunikasi terintegrasi local) melakukan hal yang sama pada dirinya sehingga membedakan dirinya denga perusahaan asing. Dwi Sapta memberikan pelayanan tertinggi pada kliennya dengan menggunakan budaya Indonesia yang ramah terhadap konsumen
e.      Blending east and west
Keunikan local juga bisa dibuat dengan cara mengawinkan budaya timur dan budaya global atau budaya barat. Batik Alleira adalah satu contoh perusahaan local challenger yang mengawinkan dua unsure budaya tersebut. Dalam hal ini, Alleira menggunakan batik tradisional dengan mengkolaborassikannya dengan trenad warna global.
2.       Chase global frontier
a.       Build your own resources

b.      Collaborate with global partners

Tidak ada komentar:

Posting Komentar