Kamis, 20 Desember 2012

First Test of Grammar Class

In this semester, currently I'm in the 7th semester in my campus, I've been becoming a mentor for my juniors who want to keen on their english skill. This Wednesday, December 19th 2012. I gave them a mini-test about what I've taught to them. It was all about tenses and subject-verb agreement





There are three students who came to take the test. They are Rikrik, the only man there, Elsa, and Irma, the girl who wears veil. currently, all of them are my favorite students. Rikrik is a guy who has potential but lack of consistency. Both Elsa and Irma have consistency in learning english as they come every meeting but they need time to master english.

Frankly, the results of the test were really bad. None of them got a score beyond 50. well, I'm not that shocked because they're still a beginner. Rikrik got 14 out of 100, Irma got 44, and Elsa got the highest score 47.

These kinds of guys who make become so motivated. Keep sharpening your knowledge, mate :)

Jumat, 07 Desember 2012

6 Star Characters


Pada hari Minggu 2 Desember 2012, saya dan beberapa teman saya menyempatkan diri untuk mengikuti program 55.000 Astra Berbagi Ilmu yang diselenggarakan oleh PT. Astra International Tbk. Ada beberapa hal yang saya dapatkan pada pertemuan itu yang tentunya membuat saya terpacu untuk menjadi lebioh baik lagi.
Pada pertemuan itu, Manajer HR PT Astra Buana menjelaskan bahwa ada 6 karakter dari individu yang dinilai perlu dimiliki suatu individu oleh Astra dan tentunya oleh perusahaan lain. 6 karakter tersebut adalh cerminan kualitas dari suatu individu. Apa saja 6 karakter itu?
1.       Trustworthy
Apa itu trustworthy? Trustworthy adalah ketika seseorang dipercaya oleh individu lainnya. Apa yang menyebabkan suatu individu dipercaya oleh individu lainnya? Kinerja dan kejujuran menjadi hal utama yang dapat menciptakan trustworthy. Kinerja yang baik akan membuat individu lain mempercayai kita dalam mengerjakansesuatu sehingga mereka tidak enggan untuk memberikan tugas kepada kita. Melaksanakan tugas dengan jujur juga menciptakan trustworthy dimana tidak ada seorang pun yang menyukai untuk dibohongi. Karena berbohong hanya akan menanam aib yang akan terbuka di masa depan.
2.       Humility
Yang dimaksud dengan humility adalah kerendahan hati dimana kerendahan hati juga menjadi salah satu kunci kesuksesan kita. Ketika kita terbuai dengan kekuasaan yang kita miliki maka suatu individu akan cenderung menggunakan kekuasaan tersebut untuk hal yang tidak baik. Hal ini tentu akan merusak hubungan kita dengan stakeholder kita. Dengan rendah hati, kita kita akan dapat lebih menghargai kinerja seseorang.
3.       Openness
Openness adalah keterbukaan. Mengapa keterbukaan penting dimiliki oleh seseorang? Karena dengan keterbukaan kita akan memperkaya cara pandang kita terhadap suatu objek. Kita dapat menilai suatu objek dengan berbagai pandangan yang tentunya akan menguntungkan kita pada situasi tertentu.
4.       Courage
Kebranian pun harus dimiliki oleh seseorang agar dapat lebih maju. Keberanian diperlukan agar seseorang dapat menunjukkan kepada semua khalayak tentang apa yang dimilikinya. Tanpa, kebranian maka kemampuan tersebut tidak akan bersinar. Tanpa keberanian, maka kita tidak akan maju untuk menjadi seseorang yang lebih baik
5.       Creativity
Semakin tua bumi ini maka semakin banyak permasalahan yang ada di dalamnya. Masalah-masalah tersebut tidak akan dapat terpecahkan apabila manusia yang hidup di dalamnya tidak memiliki pengetahuan dan tentunya juga kreativitas. Kreativitas penting bagi individu agar menciptakan sesuatu yang dapat membuat hidup menjadi lebih berarti.
6.       Compassionate
Inti dari compassionate adalah kita dapat menghargai sesuatu yang dihasilkan oleh orang lain. Rasa iba ini akan menuntun kita menjadi individu yang rendah hati. Tidak mudah mencela hasil kinerja seseorang.

Gabungan dari 6 karakter diatas dipercaya akan menuntun suatu individu menjadi individu yang lebih baik. Apabila kita menilik kembali 6 karakter diatas, apakah kita sudah memiliki 6 karakter tersebut? Let’s think J

Selasa, 04 Desember 2012

Balanced Scorecard


Hmmmmm akhir-akhir ini saya tertarik untuk membaca mengenai Balanced Scorecard. Maklum, di era 2000an Balanced Scorecard sedang ramai sekali dibicarakan khususnya pada lembaga keuangan di Eropa saat krisis ekonomi 2008 terjadi. Lalu apa itu Balanced Scorecard? Bagaimana munculnya Balanced Scorecard? Dan apa yang menjadi keistimewaan Balanced Scorecard? Di sini saya akan mengulas sedikit tentang Balanced Scorecard.
Balanced Scorecard muncul dari suatu argumentasi sederhana yaitu bahwa model keuangan dari bisnis saja tidak lagi mencukupi sebagai cara utama dalam mengelola kinerja. Model keuangan memang bermanfaat untuk menyediakan detail mengenai apa yang terjadi kemarin tetapi hanya sedikit bermanfaat dalam mengelola perkembangan dari bisnis. Hal ini dikarenakan model keuangan menampilkan data-data yang didapatkan secara historis dan menggambarkan kinerja masa lalu perusahaan sehingga sulit untuk menggambarkan situasi apa yang akan terjadi di masa depan.
Pada akhir 1980-an, ide Balanced Scorecard berkembang karena perusahaan sudah mulai berpikir  untuk menyeimbangkan informasi kinerja non-keuangan dengan data-data keuangan. Integrasi antara kinerja non-keuangan dan data keuangan akan membantu perusahaan untuk menentukan strategi dalam menghadapi tantangan di masa depan.
Dimulai pada tahun 1990 dimana Kaplan dan Norton memimpin suatu studi terhadap 10 perusahaan termasuk CIGNA, Apple Computer, dan HP. Studi ini dilakukan dengan alasan untuk mencari kesadaran yang tumbuh diantara para pemimpin perusahaan mengenai ketidakcukupan matriks keuangan.
Pada saat itu Kaplan dan Norton menerima suatu presentasi dari perusahaan Analog Devices yang menceritakan bagaimana Analog Devices telah berhasil menggunakan apa yang disebutnya “Scorecard perusahaan” untuk memonitor kinerja. Scorecard tersebut termasuk kinerja yang berhubungan dengan waktu pengiriman konsumen, kualitas, waktu siklus untuk proses manufaktur dan efektifvitas dari pengembangan produk baru, serta juga ukuran keuangan. Bermula dari Scorecard Analog Devices ini, Kaplan dan Norton memformulasikan generasi Balanced Scorecard yang pertama.
  Balanced Scorecard klasik diposisikan sebagai suatu sistem pengukuran yang dimulai dengan menangkap kinerja dari 4 perspektif yaitu perspektif keuangan dan tiga dari non-keuangan: konsumen, proses internal, seta pembelajaran dan inovasi.

Pertanyaan mengenai Balanced Scorecard kemudian muncul. Lalu, apa yang menjadikan Balanced Scorecard begitu istimewa?
Ada 4 keunggulan Balanced Scorecard yaitu sebagai berikut
1.      Balanced Scorecard merefleksikan misi dan strategi perusahaan secara top-down
Kebanyakan pengukuran yang dilakukan oleh perusahaan secara bottom-up yaitu dengan mendapatkannya melalui aktivitas local atau ad hoc process Terkadang cara tersebut tidak relevan terhadap strategi perusahaan secara keseluruhan dan nantinya konsistensi akan dipertanyakan
2.      Balanced Scorecard selalu melihat kedepan
Balanced Scorecard bertujuan untuk kesuksesan sekarang dan masa depan. Pengukuran financial secara tradiosional hanya menjelaskan bagaimana kinerja perusahaan pada periode sebelumnya tanpa mengindikasikan bagaimana seorang manajer dapat meningkatkan kinerjanya di masa mendatang. Balanced Scorecard menjelaskan apa yang tidak dijelaskan oleh model keuaangan tradisional.
3.      Balanced Scorecard mengintegrasikan pengukuran eksternal dan internal
Hal tersebut membantu manajer untuk melihat trade-off apa saja yang telah dilakukan oleh perusahaan antara pengukuran kinerja di masa lampau dan membantu memastikan kesuksesan di masa depan tercapai tanpa mengorbankan hal lainnya
4.      Balanced Scorecard membantu perusahaan untuk fokus
Banyak perusahaan berusaha untuk mencoba berbagai jenis pengukuran tanpa mengetahui jenis pengukuran mana yang dapat mereka gunakan. Disini, Balanced Scorecard mengharuskan manajer untuk fokus terhadap pengukuran-pengukuran yang paling kritis terhadap kesuksesan dari strategi perusahaan. 15-20 pengukuran berbeda dirasa cukup untuk suatu perusahaan. Setiap pengukuran didesain agar sesuai dengan unit yang diukur

sumber:
Kaplan dan Norton. 1993. Harvard Business Review. September-Oktober
Makhijani dan Creelman. 2012. Menciptakan Balanced Scorecard untuk Organisasi Jasa Keuangan. Esensi

Resiko Mahasiswa

Setiap transkrip nilai yang baru keluar, hampir semua teman saya berkicau. Kok, saya dapet nilai segini kok saya dapet nilai segitu? Terkadang saya bosan mendengar kicauan mengenai nilai mereka tersebut. Ada beberapa hal yang saya pikir ga sejalan dengan pemikiran saya.

Tetapi, saya pun dulu seperti mereka. Saya terus berkicau mengeluh dengan situasi dan kondisi perkuliahan. Sampai pada suatu waktu, ketika saya menceritakan semua keluhan saya ke temen deket saya, dia dengan enteng ngejawab. “Hei bon, kalo kamu gamau hal kaya gitu terjadi ke kamu, tinggal ga usah kuliah aja kan jadi beres masalah. Tapi kalo kamu mau tetep kuliah, ya itu resiko mahasiswa”

Sekarang coba kita simak beberapa ocehan umum yg sering saya dengarkan :

“Sebel deh ih sama dosen yang seenaknya gonta ganti jadwal.” Helloooo, kalo pengen diogo sama jadwal yg sama udah aja balik ke TK aja.

“Sebel deh ih, ga ngerti tuh dosen ngajarin apa. Tiap dosen ngajarinnya beda semua caranya.” —> hellooo, ga ada kok yang nyuruh kamu ngikutin cara dosen. Coba dong buka beberapa literatur. Tiap rumus kan semua sama, cuma tiap orang pendekatannya yang beda-beda.

“Sebel deh ih dosen ga ngasih kisi-kisi. Mau ngapalin apa ujian nanti?” —> hellooo, kalo mau dapet kisi-kisi apa bedanya sama anak TK yang lagi diajar membaca sama gurunya?
Hahahaha

“Sebel deh ih, udah cape-cape dari rumah taunya dosen ga ada” —> helloooo, hidup ini penuh sama perjuangan bro. Kalo gamau berjuang, jadi aja pengemis yang tinggal minta-minta.

“Kok nilai saya dapet C ya? Padahal kan saya masuk terus” —> hellooo, kalo kamu cuma ngandelin absen yg 100%, itu tuh bobotnya cuma 10% loh dan kamu beruntung dengan 10% kamu bisa dapet C. Kan seharusnya kalo nilai kamu cuma 10 harusnya dapet E.

“Kok nilai saya dapet C ya? Padahal kan saya masuk terus sama tugas ngumpulin terus” —> hellooo, nilai absen yg full tuh cuma 10 ditambah tugas paling 20 ya jadi totalnya 30. Kamu tuh harusnya bersyukur dapet C, kalo nilai segitu sih pantesnya dapet E woooyyy

“kok nilai saya dapet C ya? Padahal kan saya masuk terus, tugas ngumpulin terus, UTS bagus.” —> hellooo, absen full nilainya 10, tugas komplit nilainya 20, kalo UTS kamu “100” berarti nilainya 30. Ya wajar dong, dengan nilai total 60 dapet C. Kalo mau lebih ya nilai UAS harus bagus juga dong.

“Kok nilai saya cuma dapet B ya? Padahal saya ama temen saya sama masuk full, tugas komplit, UTS sama UAS bagus. Tapi kok dia dapet A?” —> ini dia ocehan yg paling sulit buat dijawab. Tapi perlu diingat, mungkin kamu kurang deket sama Tuhan dibanding dia jadi Tuhan lebih mempersulit jalan hidup kamu.
Yaaa itulah mungkin pahit-pahit yang mungkin kita alami selama masa perkuliahan. Bukan maksud menyinggung tapi diatas semua dimaksudkan supaya kita ga nyari kambing hitam atas kegagalan kita. Setiap kegagalan tuh penyebabnya kita sendiri bukan orang lain.

Saya sampai saat ini, terkadang masih mengeluh layaknya diatas. Tapi ya itulah RESIKO MAHASISWA