Sabtu, 13 Juli 2013

Naiknya Harga BBM


Sudah lebih dari 2 minggu harga BBM bersubsidi naik. Premium yang semula Rp4500 menjadi Rp6500 dan solar yang semula Rp4500 menjadi Rp5500. Banyak pro dan kontra terkait dengan kenaikan harga BBM ini tetapi harga sudah terlanjur naik dan kita harus menerimanya. Saya secara pribadi termasuk orang yang setuju dengan kenaikan harga BBM. Berikut akan saya paparkan alasan-alasan mengapa saya memihak kenaikan BBM
1.       Ketidak-adilan distribusi subsidi
Ketika saya menonton sidang paripurna DPR tentang kenaikan harga BBM, anyak sekali para wakil rakyat yang meneriakkan “pemerintah tidak peduli dengan rakyat kecil”. Well, hal ini sedikit membingungkan saya. Berdasarkan pandangan saya, tidak dinaikkannya harga BBM-ah yang sebenarnya tidak pro terhadap rakyat. BBM bersubsidi lebih banyak dipakai oleh kalangan rakyat kelas menengah atas. Terdapat berjuta-juta masyarakat kalangan menengah atas yang memiliki kendaraan pribadi, memakai kendaraan pribadi, dan menggunakan BBM bersubsidi. Kalangan bawah yang tidak memiliki kendaraan pribadi tentu tidak akan bisa menikmati subsidi tersebut melainkan masyarakat menengah atas lah yang merasakan nikmatnya subsidi.
2.       Melatih para pengusaha agar lebih tough
Masih ingatkah ingatan teman-tema ketika Pertamina merengek-merengek meminta pemerintah untuk meregulasi ulang investasi yang dilakukan perusahaan minyak asing di Indonesia karena Pertamina mengalami kesulitan dalam investasi di Malaysia? Tindakan tersebut menggambarkan bahwa betapa manjanya masyarakat kita ini. Subsidi BBM mengajarkan kita aga tetap terus menjadi orang manja yang terus berlindung di bawah asuhan pemerintah. Pengusaha harus lebih tough dan kreatif dalam menghadapi perubahan-perubahan dalam bisnis. Well, saya memiliki bisnis yang memiliki hubungan langsung dengan BBM bersubsidi sehingga saya dapat megatakan hal tersebut. Dengan tidak adanya subsidi, pengusaha diharuskan memutar otak agar menjadi lebih kreatif dan inovatif sehingga biaya produksi menjadi lebih rendah. Diharapkan dengan perubahan-perubahan bisnis yang terjadi seperti ini, pengusaha-pengusaha Indonesia bias menjadi lebih tough dan kreatif sehingga dapat menghadapi serangan-serangan pengusaha asing.
Tentu saya tidak sepenuhnya setuju dengan kenaikan harga BBM karena kenaikan harga BBM berarti pemerintah harus mengalihkan dana subsidi tersebut ke dalam bentuk lain. Menurut saya, dana subsidi tersebut dapat dialihkan untuk pembangunan infrastruktur khususnya angkuta transportasi  masal. Dana subsidi tersbut dapat membantu DAMRI untuk membeli lebih banyak bus sehingga akan lebih banyak bus yang tersedia bagi masyarakat. Dana subsidi juga dapat dialihkan untuk membantu pembuatan monorail. Masyarakat juga tidak akan pusing apabila pemerintah memberikan solusi alternative dengan naiknya harga BBM.
Semua itu hanya pendapat saya, pro dan kontra akan selalu terjadi di setiap pengambilan keputusan. Hanya saja, itu terhantung dari sisi mana kita melihat keputusan tersebut. Saya pribadi lebih memilih untuk melihat dari sisi positif. 

Beat The Giant IV - National Champion


Sekarang saya akan kembali me-review buku mas Yuswohady yang berjudul “Beat The Giant”. Sebelumnya, saya telah me-review subbab mengenai Smart Flanker dan Local Challenger. Sekarang saya akan me-review National Champion.
National Champion adalah merek-merek local yang memiliki kapasitas global best practice dan juga memiliki keunggulan lewat kearifan lokalnya. Pemain National Champion pada umumnya merupakan pemain besar yang memiliki pasar dominan di industrinya. Pemain National Champion adalah perusahaan-perusahaan yang dinilai aan cukup mampu untuk bersaing langsung dengan pemain asing.
Ada dua strategic route yang dapat diambil oleh pemain National Champion, yaitu sebagai berikut:
1.       Dominate Domestic Market Through Local Differentiation
·         Experience Through Heritage
Kekayaan warisan budaya dapat dijadika sebagai diferensiasi bagi perusahaan untuk megkokohkan posisinya di pasar. Contohnya adalah bagaimana Garuda Indonesia dengan Garuda Indonesia Experience-nya dalam menghadapi serbuan low-cost flight carrier. Hal ini menjadi dilemma bagi Garuda apakah akan megubah inti bisnis menjadi low-cost carrier ataukah tetap bertahan. Garuda memilih untuk bertahan tetapi dengan melakukan sejumlah perubahan. Dengan menggunakan warisan budaya Indonesia, Garuda Indonesia Experience didasarkan pada 5 panca-indera (sight, sound, scent, taste, touch) untuk memikat hati customernya. Kabin pesawat mulai diubah mdengan nuansa Indonesia, kursi mulai menggunakan corak batik, partisinya dibuat seperti anyaman bamboo dan lain-lain. Di kabin pesawat para penumpang Garuda pun dapat menikmati berbagai hiburan dengan nuansa Indonesia seperti music tradisional, film, hingga video game.
·         Leverage Early-Entrant Advantages
Pemain National Champion pada umumnya juga bias membangun local differentiation melalui pengalaman yang telah dibangun  selama berpuluhpulh tahun. Contohnya adalah Prodia degan pengalamanya dalam industry laboratorium selama 40 tahun. Cara Prodia dalam menghadapi serangan-serangan perusahaan laboratorium asing adalah dengan cara menutup pintu rapat-rapat. Dengan pengetahuan bahwa industry laboratorium akan berkembang pesat di Indonesia, Prodia memulai pergerakannya dengan membuka banyak cabang di daerah-daerah yang belum memiliki lab. Sehingga ketika lab-lab asing bermunculan di Indonesia, Prodia telah lebih dulu menancapkan kukunya di berbagai daerah. Selain itu, Prodia juga terus melakukan inovasi dan setiap tahunnya dapat menghasilkan 10 jenis tes baru.
·         Deep Local Knowledge
Pemain National Champion juga dapat mendominasi pasar karena memiliki pemahaman mendalam terhadap karakteristik pasar Indonesia. PT Sewu Segar Nusantara (SSN) melakukan hal ini di bidang logistic perishable goods dengan sangat baik. Pemahaman SSN terhadap kondisi pasar local tercermin dari pola yang mereka terapkan kepada para petani dalam menanam buah. SSN menciptakan klasterisasi buah yang disesuaikan dengan iklim dan kondisi tempat petani berada. System klasterisasi berbasis iklim dan lokasi ini dilakukan agar tercapai proses logistic dan supply chain management paling efektif dan efisien dari sisi kecepatan waktu pengiriman, kualitas buah, dan tentu biaya yang serendah mungkin.
·         Communitize Your Customers
Membangun komunitas yang solid degan konsumen juga dapat menjadi cara untuk memenangkan persaingan. Hal ini telah dibuktikan oleh Femina yang berhasil membuat ikatan emosional dengan para pembacanya melalui komunitas. Untuk mewujudkanya, Femina melakukan identifikasi kesamaan minat dan keinginan pembacanya dan Femina bertindak sebagai community facilitator. Agar komunitas dapat berjalan dengan baik, Femina melakukan berapa aktivasi seperti seminar, workshop, festival kewirausahaan dan lain-lain.
·         Mass Collaboration
Upaya mendominasi pasar local juga dapat dilakukan dengan kolaborasi secara masal dengan pihak lain sehingga timbul sumber daya yang meraksasa. Hal ini seperti yang telah dilakukan oleh JNE. Menyadari bahwa perusahaan logistic asing yang memiliki sumber daya besar dapat mengalahkan JNE dengan mudah, maka cara pintar JNE untuk mengambil alih pasar local adalah dengan membentuk kemitraan dengan cara membentuk titik distribusi massif yang dinamakan Cash Counter JNE. Inisiatif JNE tersebut ternyata disambut baik oleh para mitra di seluruh penjuru tanah air sehingga JNE hingga sekarang dapat membuka 200 titik distribusi yang tersebar di seluruh Indonesia.
2.       Leverage Transferrable Assets
Leverage Transferrable Assets adalah kemampuan dan pengalaman di berbagai hal yang dapat dipindahkan dari pasar domestic ke pasar regional/global. Contohnya adalah kemampuan Semen Indonesia dalam mengoperasikan dam mengelola semen. Hal tersebut ketika dapat dilakukan di Vietnam maka hal tersebut merupakan transferrable assets. Hal sebaliknya terdapat di Pegadaian dimana keunikan pegadaian adalah system gadai yang cocok dengan budaya Indonesia. Akan tetapi ketika system gadai tersebut dipakai di Singapura, maka hal tersebut tidak akan cocok dengan budaya di Singapura karena kondisi ekonomi dan social yang berbeda dengan Indonesia.

Selasa, 25 Juni 2013

Beat The Giant III - Local Challenger

Beat The Giant – Local Challenger
Sekarang saya akan me-review model kedua dari buku Mas Yuswohady “Beat The Giant” yaitu Local Challenger. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa perusahaan local challenger adalah perusahaan yang menggunakan kearifan local sebagai salah satu kekuatannya tetapi masih memiliki kekurangan dalam sumber daya.
Salah satu kekuatan para local challenger terletak pada local uniqueness. Keunggulan tersebut dibagi menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut:
1.       Local Market Understanding yaitu pengetahuan terhadap situasi, kondisi, dan karakteristik (struktur industry, regulasi, peta persaingan, dan lain-lain) di pasar local.
2.       Local customer knowledge yaitu pemahaman terhadap kondisi sosiokultural, nilai-nilai dan perilaku konsumen local.
3.       Local culture-local wisdom yaitu penggunaan cara-cara pengelolaan sumber daya yang berbasis pada budaya dan kearifan local .
4.       Local relationship yaitukemampuan membangun hubungan kedekatan yang unik  dengan konsumen atau partner local yang menjadi sumber daya saing ampuh dalam menghadapi merek global.
Walaupun local uniqueness tersebut dapat dijadikan suatu keunggulan, akan tetapi hal tersebut juga menjadi suatu kelemahan bagi perusahaan local challenger. Contohnya, perusahaan local challenger dapat menggunakan kearifan local tersebut untuk menarik konsumen di Indonesia, akan tetapi apabila hal tersebut dilakukan untuk menarik konsumen di luar negeri maka kearifan local tersebut tidak dapat dapat diterima begitu saja oleh masyarakat setempat karena memang budaya mereka berbeda. Butuh edukasi lebih agar mereka mau menerima produk local challenger dengan kearifan lokalnya. Selain itu, focus pada kearifan local tentu tidak sustainable. Perlu kita ketahui bahwa perusahaan global yang usdah lama beroperasi di Indonesia akan memahami perilaku konsumen di Indonesia beserta budayanya. Kita dapat mengambil contoh bagaimana Unilever yang memiliki posisi dominan di produk seperti pasta gigi, sampo, sabun dan lain-lain.
Untuk itu, bagi pemain local challenger terdapat dua strategic route yaitu sebagai beikut:
1.       Focus on your local uniqueness
a.       Be a local authoritative
Kita sebagi peman local memiliki hak-hak yang tidak dapat dimiliki oleh pemain asing. Maka dariitu sangat penting bagi pemain local untuk memosisikan diri sebagai merek yang paling menguasai karifan local. Hal tersebut data kita lihat dalam diri MTGdimana MTG (Martha Tilaar Group) memosisikan dirinya sebagi perusahaan yang sangat mengetahui kearifan local dan menggunakannya sebagai keunggulan bersaing mereka.
b.      Build emotional connection with local customer
Salah satu cara untuk membentuk emotional connection dengan local customer adalah dengan menyentuh emosi mereka dengan rasa nasionalismedan kecintaan akan budaya-budaya lokal.  Hal ini seperti yang dilakukan oleh Sido Muncul lewat produk andalannya yaitu Tolak Angin. Dalam beberapa iklan, Tolak Angin menggunakan beberapa warisan budaya Indonesia yang mengobarkan rasa nasionalisme kita karena pada saat waktu itu beberapa warisan budaya ndonesa berusaha diklaim oleh Malaysia.
c.       Be an icon
Maksudari be an icon adalah ketika sebuag merek dapat memberik solusi terhadap masalah-masalah social yang dihadapi oleh masyarakat. Pegadaian muncul dengan slogan mengatasi masalah tanpa masalah dan telah membantu memecahkan masalah masyarakat Indonesia dengan sisem gadainya.
d.      Authentic value through local wisdom
Untuk membangun local advantage,perusahaan local juga dapat memberikan konsep layanan yang bersumber dari kearifan local seperti nilai-nilai budaya Indonesia. Dwi Sapta IMC (sebuah agensi komunikasi terintegrasi local) melakukan hal yang sama pada dirinya sehingga membedakan dirinya denga perusahaan asing. Dwi Sapta memberikan pelayanan tertinggi pada kliennya dengan menggunakan budaya Indonesia yang ramah terhadap konsumen
e.      Blending east and west
Keunikan local juga bisa dibuat dengan cara mengawinkan budaya timur dan budaya global atau budaya barat. Batik Alleira adalah satu contoh perusahaan local challenger yang mengawinkan dua unsure budaya tersebut. Dalam hal ini, Alleira menggunakan batik tradisional dengan mengkolaborassikannya dengan trenad warna global.
2.       Chase global frontier
a.       Build your own resources

b.      Collaborate with global partners

Senin, 10 Juni 2013

Input -> Process -> Output


Hari Jumat tanggal 7 Juni 2013 saya menyelesaikan tugas terakhir saya sebagai mahasiswa. Tentunya kalian semua tahu bahwa ujian terakhir sebagai mahasiswa adalah sidang skripsi. Yaakk, Jumat kemarin saya telah menyelesaikan sidang skripsi saya. Ada beberapa hal yang ingin saya ceritakan terkait dengan penyelesaian skripsi saya.
You are what you share
Di awal perkuliahan alias semester pertama, saya hanya mendapatkan IP sebesar 2,98. Saya mendapatkan nilai yang begitu rendah karena saya tidak focus terhadap tugas saya sebagai mahasiswa. Hal tersebut menjadi tamparan yang sangat keras bagi saya dan akhirnya itu menjadi turning point bagi kehidupan perkuliahan saya. Semester 4 saya memutuskan untuk mengikuti pusat studi yang bernama Pojok Bursa. Di tempat itu lah saya mengasah kemampuan saya sebagai mahasiswa dan di tempat itu pula saya mulai memiliki prinsip “you are what you share”. Saya banyak berbagi ilmu yang saya pelajari dan membantu teman-teman saya yang kesulitan dengan tugas mereka. Cuma satu tujuan saya dalam melakukan hal tersebut yaitu belajar. Ketika kita belajar sehari sebelum ujian maka hal yang kita pelajari akan hilang sehari setelah ujian. Dengan membantu teman-teman kita, ilmu yang kita pelajari akan terus terasah. Kita akan menjadi semakin paham tentang ilmu yang kita pelajari dan konsekuensinya adalah kita tidak perlu repot-repot lagi belajar berat untuk menghadapi ujian atau bahkan untuk sidang. Selain itu, hal baik yang saya dapatkan dengan mengamalkan prinsip tersebut adalah datangnya bala bantuan ketika saya membutuhkan. Banyak teman-teman yang bersedia membantu saya dalam menyelesaikan skripsi saya dan itu adalah hal yang sangat melegakan. Ketika ujian sidang datang, saya dapat menjawab semua pertanyaan dengan baik dan juga akhirnya nilai saya menjadi lebih baik.
Doa dan dorongan orang tua
Dalam proses menyelesaikan skripsi kita haruslah banyak “meminta” kepada Tuhan kita. Banyaklah meminta doa kepada sekeliling kita. Jangan malu meminta untuk didoakan oleh teman-teman kita, pergilah ke tempat-tempat orang yang kurang beruntung dan berbagilah dengan mereka. Dan yang paling utama adalah jangan berhenti meminta untuk didoakan oleh orang tua kita.  Orang tua saya memiliki cara yang berbeda dalam memberikan dorongan dan doa kepada saya. Papah saya lebih cederung memaki ketidakmampuan saya dalam mengerjakan skripsi. Hal tersebut tentu sangat menyakitkan but I like how he motivates me. Mamah saya lebih memilih cara yang lebih halus. Beliau selalu memberikan air yang telah diberi doa setelah shalat Maghrib dan memberikan pelukan hangat ketika saya sedang mengerjakan. Tanpa doa dari mereka semua, saya tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini.
PHP
Dulu mungkin saya pernah bilang bahwa di PHP-in oleh mantan atau kecengan itu sangat menyakitkan tapi percayalah bahwa di PHP-in oleh dosen pembimbing itu adalah hal yang lebih menyakitkan. Banyak hal yang dapat membuat kita merasa di PHP-in oleh dosen seperti ketika kita telah membuat janji untuk bertemu dan ternyata dosen pembimbing kita gak datang, bias juga skripsi yang kita berikan ke dosen pembimbing tidak diperiksanya, tetapi yang paling menyakitkan adalah ketika dosen pembimbing kita berkata pada kita bahwa kita tidak usah menyelesaikan studi kita tepat waktu. Tentu tidak ada mahasiswa di dunia ini yang ingin studinya selesai tidak tepat waktu terkecuali mereka yang memiliki focus lain. Hal yang dapat kita lakukan adalah tetap serius mengerjakan apa yang seharusnya kita kerjakan walaupun apa yang terjadi. Saya mendapatkan quote untuk hal ini yaitu 
“harapan kita boleh naik turun tetapi semangat kita untuk mengerjakan skripsi ini harus tetap berada di lever tertinggi”. 
Mungkin karena semangat saya yang tidak pernah kendur itulah dosen pembimbing saya memutuskan untuk memberikan izin saya mengikuti sidang skripsi di menit-menit akhir.
Stress Management
Saat mengerjakan skripsi, tingkat stress kita akan sangat tinggi. Sebenarnya hal tersebut tidak akan menjadi suatu masalah apabila kita dapat mengendalikannya. Cara saya untuk mengendalikan stress saya agar tetap terjaga adalah dengan tetap seimbang, seimbang antara bermain dan belajar. Saya belajar dari hari Senin hingga Jumat dari pagi hingga Maghrib dan kemudian bermain setelahnya. Untuk hari Sabtu dan Minggu saya khususkan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman. Jangan lupa bahwa sehari sebelum ujian sidang sebaiknya kita tidak belajar lagi. Saya memutuskan untuk bermain plants vs zombies sehari sebelum sidang.

 Setelah input dimasukkan dan proses dijalankan, maka keluarlah output. output yang baik akan muncul apabila input dan proses yang ada memiliki kualitas yang baik pula. Congratulations Bonny, you nailed it!!



Jumat, 31 Mei 2013

Mahasiswa Berprestasi

Awal Mei 2013 kemarin, saya mengikuti perlombaan mahasiswa berprestasi yang diselenggarakan oleh Kopertis IV. Terdapat 34 mahasiswa terpilih yang mengikuti tes karya ilmiah, kepribadian, ekstrakurikuler, dan Bahasa Inggris. Judul karya ilmiah saya adalah "Pemukiman Terintegrasi di Kota Bandung"

Sayangnya saya tidak lolos. 3 mahasiswa terbaik yang lolos ke tingkat nasional adalah mahasiswa yangberasal dari UNPAR, UNISBA, dan STBA.

Pengalaman Debat

Tahun 2012 lalu, saya pernah mengikuti lomba debat baik dalam Bahasa Inggris maupun Bahasa Indonesia. Malam ini, saya iseng-iseng melihat kembali foto-foto tentang pengalaman tersebut salah satunya lomba debat marketing di Perbanas dan lomba debat Bahasa Inggris NUEDC.

Grammar Class : Listening Skill

Ini adalah kegiatan kelas grammar yang dibimbing oleh saya. Kita sedang mengasah kemampuan kita dalam memecahkan soal-soal listening di dalam tes TOEFL Walaupun cuma ada dua murid tapi show must go on. Sharing itu menyenangkan loooohhhh

Rabu, 29 Mei 2013

Beat The Giant II - Smart Flanker



Di artikel sebelumnya saya telah me-review model 4 generic strategies to beat the giant. Nah di artikel kali ini saya akan me-review lebih dalam mengenai smart flanker pada buku “Beat The Giant” karangan Mas Yuswohady.
Seperti yang telah dijelaskan di artikel sebelumnya bahwa perusahaan-perusahaan yang berada di posisi smart flanker adalah perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki high local advantage dan juga tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk disebut global best practice. Nah akan tetapi perusahaan-perusahaan yang berada di posisi smart flanker memilki sifat-sifat berikut ini yang dapat dijadikan sebagai keunggulan bersaing:
1.       Speed
Salah satu keunggulan perusahaa-perusahaan yang berada di posisi smart flanker adalah kecepatan. Kecepatan yang dimaksud adalah kecepatan dalam mengambil keputusan dan adapatasi terhadap perubahan lingkungan. Perusahaan-perusahaan ini umumnya masih kecil, bersifat tradisional, dan belum rigid sehingga memungkinkan perusahaan untuk merespons setiap perubahan lingkungan bisnis, meluncurkan produk baru, dan merespon gerak pesaing.
2.       Flexibility
Dengan skala yang masih relative, perusahaan-perusahaan di posisi smart flanker pada umumnya sangat fleksibel dan memiliki capacity to change yang lebih baik dari perusahaan-perusahaan besar. Hal ini memungkinkan perusahaan-perusahaan smart flanker sangat opportunity driven sehingga dapat mengubah atau menambah lini bisnis mereka sesuai dengan kesempatan yang ada.
3.       Nothing to lose, no legacy
Umumnya perusahaan smart flanker belum memiliki warisan kesuksesan yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar. Hal ini memungkinkan perusahaan smart flanker tidak terpaku pada warisan kesuksesan dan dapat memaksimalkan kreatifitas yang mereka miliki.
4.       Offensive position
Perusahaan besar cenderung akan lebih focus untuk menghadapai pemain yang dominan. Karena itu lah perusahaan smart flanker memiliki keuntungan karena perusahaan besar akan lebih focus terhadap pemain lain. Apabila pemain dominan lebih bersifat defensive makan pemain smart flanker bersifat offensive. Hal ini membuat pemain smart flanker dapat melihat tititik-titik lemah mana dari pemain dominan yang akan diserang.
Sebelum kita ke strategi bagaimana pemain smart flanker untuk dapat bersaing dengan perusahaan besar, maka sebaiknya kita mempelajari terlebih dahulu prinsip-prinsip apa saja yang harus diperhatikan oleh pemain smart flanker yaitu berikut ini:
1.       Avoid confrontations
Pemain-pemain smart flanker harus menghindari berhadapan secara langsung dengan perusahaan-perusahaan besar karena pemain smart flanker tidak memilki kapasitas untuk bersaing secara langsung dengan perusahaan besar sebaliknya perusahaan besar akan dengan mudah menghancurkan pemain smart flanker. Pada umumnya pemain smart flanker akan memilih untuk menyingkir dan menyasar pasar yang sepi dari konfrontasi langsung dengan target pesaing.
2.       Move quickly and quietly
Pemain-pemain smart flanker harus bergerak cepat dan tidak terendus oleh perusahaan besar. Hal ini dilakukan agar pemain smart flanker dapat men-develop perusahaannya dan akhirnya dapat menyerang pemain besar dengan serangan yang mendadak dan mematikan sehingga perusahaan besar tidak memiliki cukup waktu untuk mempersiapkan diri.
3.       Don’t be threatening
Pemain-pemain smart flanker harus bergerak selembut mungkin dengan tidak membuat aksi yang dapat mengancam pemain besar. Pemain smart flanker harus membuat perusahaan besar tetap nyaman di comfort zone mereka sembari menyiapkan segala hal untuk menyerang balik mereka.
Setelah mengetahui keunggulan-keunggulan dan prinsip smart flanker, barulah kita berbicara mengenai strategi smart flanker untuk mengalahkan perusahaan besar. Rute strategis yang dapat di ambil oleh perusahaan smart flanker adalah sebagai berikut:
1.       Flank and create your own pond
Nah, walaupun tidak memiliki high local advantage dan kapasitas global best practice, strategi perusahaan-perusahaan smart flanker tidak boleh bertahan alias harus menyerang. Menyerang bukan secara head on tetapi dengan flanking yaitu dengan cara menyasar pasar yang tidak dilihat oleh pemain besar. Berikut adalah pola-pola yang umum digunakan dalam menjalankan strategi flanking:
a.      Creating a deadly value package
Disini pemain smart flanker harus menciptakan blue ocean market dengan menciptakan inovasi nilai. Pemain smart flanker harus pintar untuk membuat nilai-nilai mereka yang dijadikan fondasi perusahaan. Contohnya adalah D’cost dengan “mutu bintang lima, harga kaki lima” . Seafood dianggap sebagai kuliner mewah sehingga D’cost memutuskan untuk membuat seafood dengan harga murah tetapi dengan kualitas restoran berbintang. Hal ini menciptakan blue ocean market karena belum ada restoran yang menghidangkan seafood dengan harga yang murah. D’cost juga menciptakan nilai dimana sekarang masyarakat tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk seafood.
b.      Focused on uncontested arena
Perusahaan smart flanker lebih baik focus di pasar yang tidak disasar oleh pemain besar. Hal ini agar pemain smart flanker tersebut dapat menghindari konfrontasi langsung dengan pemain besar. Contohnya adalah traktor Quick. Traktor Quick fokus pada pengembangan simple hand tractor di daerah-daerah. Bermula di Yogyakarta yang kemudian secara agresif mulai menyerbu daerah-daerah pertanian lainnya. 
c.       Flanking through innovation
Salah satu keunggulan pemain smart flanker adalah kecepatan dan flekesbilitas yang mereka miliki. Hal ini membuat mereka cepat dalam merespon pasar dan juga mudah beradaptasi. Dengan begitu mereka dapat menciptakan kreatifitas dan berinovasi untuk mengambil ceruk pasar yang tidak diperhatikan oleh pemain besar. Hl tersebut dibuktikan oleh Kino yang menciptakan permen kopi Kino yang mengambil pasar permen lunak rasa kopi dan menciptakan ovale yaitu pembersih two in one dimana face cleansing cream dan face toner dijadikan satu.
d.      Guerilla strategy
Benar bahwa pemain smart flanker tidak boleh konfrontasi secara langsung. Dalam strategi ini, pemain flanker menyingkir ke daerah yang bukan menjadi focus pemain besar sembari menyiapkan kapasitas untuk menyerang balik. Hal ini yang dilakukan oleh MAK (produsen hospital equipment) pada tahun 2000. Sadar karena pada saat itu kalah dari perusahaan Jepang Paramount di Jakarta, MAK beralih ke rumah sakit yang berada di daerah-daerah sembari mengembangkan diri agar memiliki kapasitas yang cukup untuk berkonfrontasi secara langsung dengan pemain besar. Kini MAK siap menyerang balik Paramount dengan teknologi yang mereka miliki.
e.       Uncommon practices
Gaya khas yang dimiliki oleh smart flanker adalah menjalankanbisnis dengan ide-ide yang nyeleneh, sangat nyeleneh yang bahkan tidak terpikirkan oleh pemain besar. Hal ini dilakukan oleh Ranch Market yaitu supermarket yang menyasar masyarakat kelas atas dengan menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh konsumen kelas atas. Hal yang tidak dapat dilakukan oleh supermarket lainnya yang menjual produk-produk yang banyak dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat.
2.       Chase global frontier
Setelah strategi flanking berhasil maka langkah selanjutnya adalah dengan meningkatkan kapasitas mereka hingga menjadi global best practice karena perusahaan-perusahaan smart flanker tidak memiliki local advantage. Cara yang dapat ditempuh oleh pemain smart flanker adalah sebagai berikut:
a.      Organic strategy: build your own resources
Salah satu cara untuk dapat bersaing dengan pemain besar dan memiliki global best practice adalah dengan menumbuh-kembangkan sumber daya yang ada. Inovasi pada manajemen, teknologi, dan SDM menjadi kuncinya karena kebanyakan perusahaan global yang besar enggan diajak bekerjasama terkecuali pemain smart flanker ini memiliki kekuatan ampuh dan ekspertis yang unik. Contohnya seperti D’cost yang melayani konsumennya dengan menggunakan PDA (Personal Data Assistance) sehingga dapat melayani konsumen secara real time, dapat melihat menu yang tersedia dan stok yang tersedia, dan juga mengikis biaya percetakan.
b.      Alliance strategy: collaborate with global partner
Cara lain untuk menjadi global frontier adalah dengan bekerjasama dengan perusahaan global. Memang pada fakanya jarang perusahaan global yang ingin bekerjasama dengan perusahaan yang kecil tetapi tidak menutup kemungkinan hal tersebut bias terjadi. Bekerjasama dengan perusahaan globa memungkinkan perusahaan smart flanker ini meniru cara perusahaan tersebut dalam berbisnis.

Minggu, 26 Mei 2013

SIBR 2013

Pada bulan Januari 2013, saya menghadiri acara seminar SIBR 2013 - Business Research di Kuala Lumpur Malaysia. Dalam seminar tersebut, saya mempresentasikan paper saya yang berjudul "The Influence of Capital Structure and Working Capital on Profitability in Telecommunication Industry 2007-2011"

Rasanya gugup karena saya pikir saya adalah satu-satunya mahasiswa yang mempresentasikan papernya. Tetapi ternyata ada juga beberapa mahasiswa dari ITB yang mempresentasikan paper mereka. Pengalaman yang sangat berharga bagi saya dapat merasakan mengikuti seminar internasional.

Indonesia Brand Forum 2013

20 Mei 2013 saya menghadiri Indonesia Brand Forum 2013 yang diselenggarakan oleh Mas Yuswohady. Tema acara tersebut adalah "Kebangkitan Nasional Kedua. Kebanggaan Merek Indonesia". Acara tersebut dihadiri oleh petinggi-petinggi perusahaan asli Indonesia yang juga pada acara tersebut menceritakan strategi perusahaan mereka dalam menghadapi perusahaan global asing.

Acara tersebut sangat menarik karena memotivasi kita untuk terus bangga menjadi rakyat Indonesia dan terus mengembangkan merek-merek asli Indonesia. Jaya terus Indonesia!!

Beat The Giant I - The Model


Saat menghadiri Indonesia Brand Forum 2013, saya membeli buku “Beat The Giant” karangan mas Yuswohady. Bukunya menarik dan meng-inspirasi brand-brand asli Indonesia untuk terus maju sehingga bias menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Well, saya bermaksud untuk membuat summary tentang apa yang say abaca dari buku “Beat The Giant” ini. Saya setuju banget sama pendapat mas Yuswohady bahwa kreatifitas brand-brand asli Indonesia harus terus ditingkatkan agar dapat bersaing dengan brand-brand asing. Brand-brand asli Indonesia tidak boleh terus berpangku tangan dan menunggu dibantu oleh pemerintah. Misalkan, Pertamina yang merengek ke DPR untuk memperbaharui peraturan investasi pom bensin yang dilakukan oleh perusahaan minyak luar negeri. Pertamina merengek melakukan hal tersebut karena usaha Pertamina untuk membuka SPBU di Malaysia terhambat oleh peraturan di Negara tersebut tetapi sebaliknya Petronas dapat membuka cabang SPBU di Indonesia tanpa menghadapi rintangan yang berarti.
Come on!! Kita tidak dapat terus menyusu ke Pemerintah. Sifat manja itulah yang membuat kreatifitas kita berhenti sehingga tidak dapat bersaing dengan brand-brand asing. Ingat bahwa pada tahun 2015 kita akan bergabung dalam ASEAN Community dimana akan terjadi peng-integrasian tiga pilar ASEAN yaitu ASEAN Security Community, ASEAN Economic Community, dan ASEAN Socio-Cultural Community. Selain ASEAN Community. Apabila kita tidak mempersiapkan diri maka kita akan menunggu hari dimana kita akan tergilas dengan kekuatan asing.
Dalam buku “Beat The Giant” ini Mas Yuswohady mengajarkan kita trik-trik untuk melawan brand-brand asing yang memiliki banyak keunggulan dibanding dengan brand-brand asli Indonesia. Mas Yuswohadi merumuskan 4 generic strategies dengan 2FDE yaitu Flank Focus Dominate and Expand

Matriks tersebut tersusun oleh dua parameter yaitu parameter yang mencerminkan tingkat kepemilikan terhadap keunggulan local (sumbu vertical) dan parameter yang mencerminkan kemampuan merek local dalam mencapai kapasitan untuk bersaing dengan merek-merek asing (sumbu horizontal).
 Perusahaan dengan local advantage dibagi menjadi dua yaitu high local advantage dan low local advantage. High local advantage adalah perusahaan yang dapat memaksimalkan keunikan tradisi dan budaya local sebagai kekuatannya. Contohnya adalah Martha Tilaar yang menggunakan buah-buah asli Indonesia sebagai bahan dasar kosmetik mereka. Low local advantage adalah perusahaan yang sulit memaksimalkan tradisi dan budaya local sebagai kekuatannya. Contohnya adalah Polytron atau Maspion karena by-default sulitmenggunakan keunikan local sebagai keunggulan.
Untuk parameter kedua, kapasitas merek-merek Indonesia dibagi menjadi dua yaitu merek-merek yang memiliki kapasitas global best practices yaitu merek yang memiliki kapasitas tinggi di bagian modal, SDM, manajemen, teknologi dan lain-lain, selain itu ada juga merek-merek yang berada di posisi rendah masih minim modal, teknologi masih rendah, manajemen yang tradisional.
Berdasarkan matriks di atas, maka terdapat 4 posisi strategis yaitu smart flanker, local challenger, national champion, dan global chaser.
Smart flanker adalah perusahaan yang tidak memiliki local advantage dan juga tidak memiliki kapasitas untuk bertarung secara langsung dengan perusahaan asing. Nah untuk perusahaan yang seperti ini lebih baik menyinkir atau juga disebut flanking dengan cara menyasar niche market. Pemain seperti Ranch Market dan D’Cost adalah perusahaan yang menyasar pasar yang tidak dilihat oleh perusahaan merek global. Strategi generic pemain di posisi ini adalah flank dan create your own pond.
Local challenger adalah merek local yang memiliki keunikan local sebagai keunggulannya tetapi masih belum memiliki kapasitas yang cukup dalam SDM, manajemen, teknologi, modal dll untuk bersaing dengan perusahaan asing. Contoh perusahaan yang berada di posisi ini adalah Hotel Santika yang menggunakan budaya local yang dijadikan konsep layanan. Strategi untuk local challenger adalah focus on your local uniqueness.
National champion adalah pemain local yang memiliki local advantage dan juga kapasitas seprti modal, manajemen, teknologi, SDM untuk bersaing dengan perusahaan asing. Strategi yang cocok untuk pemain local di posisi ini adalah dominate domestic market through local differentiation.
Global chaser adalah pemain local yang by-default tidak memiliki local advantage tetapi memiliki kapasitas dalam SDM, manajemen, teknologi untuk bersaing secara head to head dengan perusahaan asing. Strategi yang cocok untuk pemain local di posisi ini adalah expand to global market.
Nah segitu dulu pembukaan tentang model yang dikembangkan oleh Mas Yuswohady dalam bukunya yang berjudul “Beat The Giant”. Di tulisan selanjutnya, saya akan me-review tentang strategi smart flanker J